SELAMAT DATANG


Cari Blog Ini

Kamis, 18 Februari 2010

Elang Jawa, Satwa Nasional yang semakin langka Oleh Pemanasan Global

Oleh: Vivin Eka Septianingsih
LAPORAN HASIL STUDI WISATA
DI TAMAN SAFARI INDONESIA II
PRIGEN – PASURUAN JAWA TIMUR

ELANG JAWA, SATWA NASIONAL YANG SEMAKIN LANGKA AKIBAT PEMANASAN GLOBAL

VIVIN EKA SEPTIANINGSIH
XI IPA 4


MADRASAH ALIYAH NEGERI LUMAJANG
Jln. CITANDU NO. 75 TELP. (0334) 882987
TAHUN AJARAN 2010



Halaman Pengesahan
Judul Laporan : Elang Jawa, satwa Nasional yang semakin Langka Akibat Pemanasan Global
Penulis : Vivin Septianingsih XI IPA 4
Disahkan pada tanggal :…………………………
Oleh :

Pembimbing


Dra. Nila Hayati
NIP. 19690127 1995032001



Wali Kelas XI IPA 4


Dra. Nila Hayati
NIP. 19690127 1995032001



Kepala Madrasah Aliyah Negeri Lumajang


Drs. H. M. Nur Syahid, M.A
NIP. 1952080311983031002













DAFTAR ISI

Halaman Judul ------------------------------------------------------------------------------- i
Halaman Pengesahan ----------------------------------------------------------------------- ii
Daftar isi -------------------------------------------------------------------------------------- iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang --------------------------------------------------------------------- 1
B. Tujuan Penulisan -------------------------------------------------------------------- 1
C. Ruang lingkup Laporan ------------------------------------------------------------ 1
BAB II PAPARAN HASIL STUDI WISATA
A. Paparan Hasil Studi Wisata ------------------------------------------------------- 2
A.1. Satwa Nasional Indonesia --------------------------------------------------- 2
A.2. Kehidupan Elang Jawa ----------------------------------------------------- 2
A.3. Upaya Pelestarian Elang Jawa ---------------------------------------------- 2
B. Pembahasan Hasil Studi Wisata -------------------------------------------------- 3
B.1. Upaya Konservasi Elang Jawa --------------------------------------------- 3
B.2. Pemanasan Global Mengancam Kelestarian Elang Jawa ---------------- 3
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ------------------------------------------------------------------------------ 5
B. Saran ------------------------------------------------------------------------------------- 5


































BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dengan luas daratan hanya 1,32% dari seluruh luas daratan yang ada di bumi ini, ternyata Indonesia memiliki + 350.000 jenis satwa yang hidup secara alami di bumi pertiwi ini. Dunia satwa Indonesia mempunyai kedudukan yang istimewa di dunia. Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki “mega diversity” (kaya keaneragaman) jenis hayati dan merupakan “mega center” (pusat kekayaan) keaneragaman hayati dunia (data dept. Kehutanan).
Pada tahun 1993 telah ditetapkan 3 jenis satwa nasional, sebagai identitas bangsa Indonesia. Satu diantaranya adalah Elang Jawa. Menurut Birdlife (lembaga internasional yang bergerak dalam bidang pelestarian burung dan habitatnya). Tak kurang dari 104 jenis burung di Indonesia telah terancam punah akibat perubahan maupun perubahan habitat alam akibat aktivitas manusia termasuk akibat pemanasan global.

B. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai syarat untuk kenaikan kelas dari kelas XI ke kelas XII
2. Untuk memaparkan tentang satwa-satwa di Indonesia yang terancam punah terutama Elang Jawa akibat perubahan maupun pemanasan global.
3. Untuk menyadarkan masyarakat tentang arti dan pentingnya keseimbangan lingkungan bagi kehidupan.

C. Ruang Lingkup Laporan

Dalam laporan ini, permasalahan yang dibahas adalah mengenai Elang Jawa sebagai satwa nasional, kehidupan Elang Jawa dan upaya pelestariannya. Serta membahas mengenai upaya konservasi Elang Jawa dan pengaruh pemanasan global terhadap upaya konservasi Elang Jawa.























BAB II
PAPARAN HASIL STUDI WISATA

A. Paparan Hasil Studi Wisata

A.1. Satwa Nasional Indonesia
Dari kekayaan jenis satwa, tenyata baru sebagian kecil saja yang telah diketahui potensinya dan dimanfaatkan oleh masyarakat In donesia tiga diantara jenis satwa-satwa tersebut adalah : Komodo (Varanus Komodoensis), dipilih karena satwa ini hanya terdapat di Indonesia (endemik); ikan siluk merah / ikan arwana (scelerophoes formosus) dipilih sebagai satwa pesona karena keindahannya; dan burung Elang Lawa (Spijaetus bortelsi); dipilih sebagai satwa langkah karena keberadaannya di dunia yang tinggal 200 ekor saja dan satwa ini mempunyai nilai-nilai histories yang tinggi bagi bangsa Indonesia sebagai burung lambing garuda Indonesia dan kini Elang Jawa telah ditetapkan sebagai salah satu satwa Nasional. Identitas khas milik bangsa Indonesia.

A.2. Kehidupan Elang Jawa

Elang Jawa (spizaetus bartelsi) merupakan salah satu sepsis Elang berukuran sedang yang endemic (spesies asli) di pulau Jawa. Satwa ini dianggap identik dengan lambing negara Republik Indonesia, yaitu Garuda. Sejak tahun 1992, burung ini ditetapkan sebagai mascot satwa langkah Indonesia Elang Jawa hanya tebatas di pulau Jawa, terutama diwilayah dengan hutan primer dan di daerah perbukitan berhutan pada peralihan daratan rendah dengan pegunungan.

Elang Jawa menyukai pohon yang tinggi menjulang yang dapat digunakan untuk mengincar mangsa ataupun sebagai sarang. Tercatat bahwa Elang Jawa membangun sarang dipohon Rasamala (altngia excelsa), Lithocarpus dan Quercus. Umumnya sarang ditemukan dipohom yang tumbuh dilereng dengan kemiringan sedang curam dengan dasar lembah memiliki anak sungai. Hal ini berhubungan dengan kesempatan memperoleh mangsa dan pemeliharaan keselamatan anaknya.

A.3. Upaya Pelestarian Elang Jawa

Dalam peraturan Pemerintah (PP) No. 8 tahun 1999 telah ditetapkan burung-burung pemangsa termasuk Elang Jawa adalah satwa yang dilindungi khususnya sampai tingkat famili Accipitridae. Dikeluarkan peraturan pemerintah tersebut karena adanya peningkatan tekanan terhadap keberadaan burung pemangsa baik diburu / diperdagangkan ataupun hilangnya sumber makanan. Burung-burung tersebut dilarang untuk diperdagangkan, bahkan secara internasional statusnya dilindungi. Burung pemangsa memiliki peranan penting dalam mempertahankan keutuhan sebuah ekosistem karena burungpemangsa mempunyai peranan sebagai predatr dalam mata rantai ekosistem. Ada dugaan bahwa penjualan burung-burung pemangsa itu memiliki jaringan tersendiri. Sebaiknya dilakukan investgasi kepasar-pasar burung.

Untuk melakukan investigasi perdagangan ini diperlukan kerjasama dari berbagai pihak. Adanya koordinasi dan perlindungan hutan dan konservasi alam (PHKA) / Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dengan petugas hukum untuk melakukan tindakan penegakan hukum mungkin akan memudahkan investigasi dilapangan. Kegiatan pelestarian burung pemangsa bukan hanya tugas orang pemerintahan saja, tetapi juga pihak-pihak yang terkait.

Upaya pelesarian Elang Jawa juga dapat dilakukandengan melakukan beberapa hal:
1. Mempertahankan jenis tumbuhan yang menjadi makanan dan habitat Elang Jawa.
2. Observasi secara berkelanjuta dan menyeluruh terhadap aspek kehidupan dan prilaku Elang Jawa yang dapat dijadikan masukan dalam rangka penyempurnaan proses rehabilitasi / pelestariannya.
3. Kerjasama dengan orang nirlaba yang dalam kaitannya dengan program pelestarian satwa liar dan dengan masyarakat disekitar kawasan tersebut.

B. Pembahasan Hasil Studi

B.1. Upaya Konservasi Elang Jawa
Perubahan lingkungan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Perubahan yang terjadi pada lingkungan hidup manusia menyebabkan gangguan terhadap keseimbangan karena sebagian dari komponen lingkungan menjadi berkurang fungsinya. Dampak dari perubahannya belum tentu sama tetapi akhirnya manusia juga yang harus menanggung resiko dan mengatasinya.

Elang Jawa termasuk daya dukung sistem penyangga kehidupan manusia. Jika Elang Jawa punah akan menyebabkan bertambahnya satwa yang hilang dan bumi Indonesia seperti harimau Jawa dan harimau Bali. Diharakan masyarakat proaktif dalam menyelamatkan Elang Jawa dan dan habitatnya. Upaya minimal adalah dengan melaporkan kepada petugas polisi kehutanan / kepala desa setempat apabila terjadi pengrusakan hutan / habitat Elang Jawa. Penangkapan, pemeliharaan maupun perdangan Elang Jawa / membuat sebuah kelompok penyelamatan Elang Jawa.

Hal ini harus dilakukan untuk mencegah kematian Elang Jawa itu sendiri mengingat Elang Jawa terancam punah. Dengan sadarnya masayarakat akan penyelamatan Elang Jawa diharapkan keberadaan Elang Jawa akan lestari, sehingga pesona Elang Jawa tidak hilang ditelan masa. Kita sebagai masayarakat harus tetap ikut berpartisipasi dalam upaya konservasi satwa liar terutama Elang Jawa tanpa harus menjadi aktivis satwa liar yang gemar dan rajin melakukan demo hentikan perdagangan satwa liar dan semacamnya.

B.2. Pemanasan Global Mengancam Kelestarian Elang Jawa

Tahukah anda bahwa Elang Jawa (spizaetus bartelsi) yang menjadi lambing Negara kita. Garuda Indonesia adalah tergolong sebagai burung langkah yang terancam punah? Populasinya diperkirakan tinggal 200 ekor saja. Padahal, Elang Jawa telah dilindungi oleh undang-undang Indonesia sejak tahun 1970 dan dikukuhkan sebagai salah satu satwa nasional melalui Keppres RI No. 4 tahun 1993. namun, kini ancaman kepunahan itu semakin tinggi. Mengapa demikian? Itu dikarenakan habitat burung ini semakin menyempit dan dampak pemanasan global.

Apa penyebab pemanasan global itu sendiri? Pemanasan global adalah peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi yang disebabkan oleh efek rumah kaca. Kontribusi terbesar pemanasan global saat ini adalah karbondioksida (CO2). Jika gas CO2 + 0,03% dapat mengganggu pernafasan. Gas ini juga mengakibatkan rusaknya hutan-hutan yang seharusnya berfungsi sebagai penyimpan CO2 juga makin memperparah keadaan ini, karena pohonpohon yang mati akan melepaskan CO2 yang tersipan di dalam jaringannya keatmosfir. Hal ini akan mengakibatkan habitat para satwa tertama Elang Jawa terganggu.

Gas-gas lain seperti chlorofluora bons (cfc) ada yang menghasilkan efek pemanasan hingga ribuan kali dari CO2 . Tetapi untungnya pemakaian cfc telah dilarang dibanyak negara karena cfc telah lama dituding sebagai penyebab rusaknya lapisan ozon. Disamping itu cfc ini sering dipakai sebagai gas pendingin lemari es, pendingin ruangan, penyemprot kosmetik serta berguna dalam pelestarian Elang Jawa. Cfc ini dipakai sebagai pendingin ruangan yang yang ditempatkan dalam ruangan khusus yang dipakai untuk menetaskan telur Elang Jawa.

Pada zaman sekarang ini udara dingin sangat sulit. Didapatkan. Pada hal Elang Jawa hidup dihabitat yang mempunyai udara cukup dingin, oleh karena itu dikawasan konservasi ex situ seperti Taman Safari menggunakan cfc untuk membantu menetaskan telur Elang Jawa.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sebagai bagian dari lingkungan. Manusia menyadari bahwa keselamatannya tergantung pada keutuhan lingkungannya. Elang Jawa juga termasuk di dalamnya. Apabila lingkungan rusak, kehidupan Elang Jawa akan terancam punah dan manusia akan menderita.

Elang Jawa adalah konsumen tingkat satu dalam rantai makanan. Jika Elang Jawa punah maka akan mengakibatkan satwa yang lain teancam punah juga. Oleh kaena itu, kita sebagai masayarakat Indonesia harus menyadari tentang arti dan pentingnya keseimbangan lingkungan.

B. Saran
Saran yang dapat kami berikan hanya sedikit yakni mari kita jaga kelestarian keaneragaman hayati terutama Elang Jawa. Janganlah kita membuat aktivitas-aktivitas yang nantinya akan mengancam kelestarian lingkungan dan dapat membuat kerusakan lingkungan. Kita harus menyadari akan arti pentingnya lingkungan dalam rangka untuk menigkatkan kualitas lingkungan serta dari generasi yang akan datang terutama kelestarian lang Jawa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar